Indonesia - dobeldobel.com
PT. Unilever Indonesia Tbk., melalui merek kecap andalannya, Bango, kembali menunjukkan konsistensinya dalam melestarikan warisan kuliner Nusantara dengan menyelenggarakan acara tahunan bertajuk ”Festival Jajanan Bango” (FJB), dimana FJB yang digelar kali ini telah memasuki tahun kelima. Jakarta mendapat kehormatan sebagai kota perdana untuk ajang festival jajanan yang bergengsi tersebut. Kota persinggahan berikutnya adalah Bandung (Jawa Barat) dan Surabaya (Jawa Timur).“Penyelenggaraan Festival Jajanan Bango dari tahun ke tahun selalu kami tingkatkan kualitasnya demi memuaskan para pengunjung. Kebetulan pada tahun ini kami mengusung kampanye bertajuk Kekuatan Sepenuh Hati ( The power of whole-heartedness ) yang diterapkan secara menyeluruh untuk segala aktivitas komunikasi pemasaran Bango, termasuk pada FJB,” tutur Adeline Ausy S. Suwandi, Marketing Manager Spread Cooking Category & Savoury PT Unilever Indonesia Tbk.
Menurut Ausy, kampanye pemasaran ini mengemas pesan: “Segala sesuatu yang datangnya dari hati akan menciptakan hasil yang istimewa.” Seperti halnya dalam pembuatan kecap Bango, mulai dari proses awal bahan baku utama melibatkan peran para petani kedele hitam dan pengrajin gula kelapa binaan Yayasan Unilever Indonesia (YUI). Dengan sepenuh hati, para petani kedele hitam menanam, merawat, memanen dan menyortir biji kedele jenis Mallika, dimana hasil akhirnya adalah kedele hitam bermutu tinggi. Kampanye pemasaran ini juga menyentuh para ibu rumah tangga yang tanpa kompromi dan sepenuh hati menggunakan kecap Bango untuk memasak hidangan buat anggota keluarga tercinta. Terakhir, kampanye pemasaran ini menggaungkan pesan kepada para penjaja makanan yang dengan sepenuh hati menyajikan hidangan lezat khas Indonesia demi kepuasan para pelanggannya.
Ausy menambahkan, FJB diselenggarakan sebagai wujud konsistensi Bango untuk terus mengajak masyarakat luas ikut melestarikan berbagai makanan tradisional Nusantara warisan nenek moyang kita, sebagai misi sosial yang akan terus menerus digemakan.
“Digelarnya FJB juga merupakan upaya untuk ikut menggerakkan dunia pariwisata Indonesia melalui wisata kuliner. Dengan lebih menghidupkan kegiatan wisata kuliner melalui ajang FJB, diharapkan dapat ikut memajukan sektor pariwisata di Indonesia,” jelas Ausy. ”Kami menyadari bahwa makanan adalah bagian yang amat penting dari budaya.Festival kuliner tahunan ini diharapkan dapat mendukung kemajuan pariwisata Indonesia dan menjadi agenda tahunan wisata kuliner bagi kota-kota yang disinggahi dan yang ikut serta dalam FJB,” imbuhnya. Ia berharap, makanantradisional khas Nusantara dapat menjadi duta budaya yang ampuh untuk mempromosikan Indonesia ke mancanegara”.
Indonesia memiliki beribu macam makanan khas dari Sabang hingga Merauke. Banyak sekali olahan makanan khas Indonesia yang menggunakan kecap sebagai salah satu bahannya. Kecap, terutama kecap manis, menjadi bagian penting dalam kekayaan kuliner Nusantara. Penggunaan kecap yang terbuat dari kedelai hitam dan gula kelapa berkualitas tinggi dapat memberikan kekayaan rasa terhadap masakan. Selain untuk bahan memasak, kecap juga kerap dipakai untuk dicurahkan pada makanan (topping) ataupun sebagai cocolan. “Selama lebih dari 80 tahun hadir di tengah masyarakat, selama itu pula kecap Bango yang terbuat dari 4 bahan alami pilihan - kedelai hitam, gula kelapa, garam dan air - selalu konsisten menjaga kualitas rasa yang telah teruji sejak 1928,” pungkas Ausy.
Jakarta, Kota perdana untuk ajang Festival Jajanan Bango 2009
Digelar selama 2 (dua) hari pada Sabtu, 23 Mei dan Minggu, 24 Mei 2009 di Plaza Selatan Gelora Bung Karno Senayan, arena FJB mulai dibuka untuk umum padapukul 12.00 WIB hingga 22.00 WIB di hari pertama. Sedangkan di hari kedua, arena FJB akan dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB.
”Sesuai dengan pilihan tema, kami hadirkan ratusan penjaja makanan pilihan berdasarkan keunggulan pada resep warisan, bahan baku pilihan, cara memasak otentik dan penyajian tradisional,” ucap Memoria Dwi Prasita, Brand Manager Bango, yang akrab disapa Memor.“Melalui FJB, kami ingin mengajak masyarakat luas untuk melestarikan aneka masakan tradisional yang sudah dikenal luas dan dinikmati secara turun temurun dimana keberadaannya saat ini kalah populer dengan makanan siap saji dari mancanegara,” papar Memor. “Dalam festival kuliner inilah kita bisa memperkenalkan salah satu kekayaan budaya Nusantara, terutama keanekaragaman makanannya,” tambahnya. Menurut Memor, dengan adanya kegiatan semacam FJB, diharapkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap warisan kuliner Nusantara kian tumbuh dan berkembang secara meluas.
Selain penjaja makanan lokal, FJB kali ini juga akan menghadirkan 8 Duta Bango yang mewakili kota Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Medan dan Jakarta. Para Duta Bango yang ikut serta dalam FJB 2009 di Jakarta adalah Kupat Tahu Gempol Yang Jempol (Bandung),Soto Udang Medan RM. Rinaldy (Medan), Tengkleng Ibu Edi (Solo),Rujak Cingur Sedati Ibu Nur Aini (Surabaya),Sop Saudara Jl. Irian (Makassar),Brongkos Ibu Suprih (Yogyakarta), dan Tahu Bakso Ibu Pudji - Ungaran (Semarang).Sedangkan Pondok Sate Pejompongan terpilih sebagai Duta Bango wakil Jakarta yang juga bakal mengikuti festival jajanan di kota Surabaya dan Bandung. “Ini adalah kesempatan langka, dimana kita bisa mencicipi aneka ragam masakan Nusantara khas daerah masing-masing dengan citarasa enak dan kondang yang bisa dinikmati dalam satu kesempatan. Inilah salah satu keunggulan FJB, dimana kita bisa menikmati berbagai makanan khas Nusantara tanpa harus mengunjungi satu-persatu tempat makan enak yang tersebar di berbagai daerah,” jelas Memor.
Menurut Memor, berbeda dengan FJB tahun-tahun sebelumnya, FJB 2009 akan menghadirkan Kampung Bango, etalase perjalanan dan kiprah Bango selama ini. Sebuah upaya Bango untuk semakin dekat di hati pecintanya. Pengunjung akan dibawa ke sebuah tur yang menguak proses pembibitan kedele hitam hingga produksi. Juga tampilDapur Bango Cita Rasa Nusantara yang akan berbagi resep khas Nusantara dan tips memasak dipandu oleh Koki Bango. Sebagai ucapan rasa terima kasih Bango kepada para pecinta kuliner Nusantara, akan dibagikan secara cuma-cuma ribuan porsi Rujak Bango sebagai ide resep baru kepada para pengunjung.
FJB kali ini benar-benar lebih memanjakan para pengunjung.Sambil menyantap kelezatan aneka makanan dan jajanan khas Nusantara, tersaji berbagai acara hiburan yang menawan. Menyadari bahwa makanan merupakan bagian dari budaya, FJB juga menampilkan berbagai macam kesenian tradisional yangikut meramaikan acara ini, seperti pagelaran tari khas Betawi dan Barongsai dengan aksi yang penuh kejutan. Juga akan tampil penyanyi tenar Kris Dayanti yang akan menghibur pengunjung FJB. Khusus buat para pengunjung yang membawa balita dan anak kecil, tersedia juga tempat bermain untuk anak, sehingga FJB dapat menjadi hiburan bagi seluruh anggota keluarga.
Para pengunjung juga punya peluang untuk mengikuti kuis dan permainan interaktif dengan aneka ragam hadiah menarik. Selain dinikmati para pengunjung, adanya FJB juga memberi pengaruh positif kepada para penjaja makanan yang berpartisipasi, karena dengan keikutsertaan mereka, pelanggan menjadi bertambah dan usaha mereka dapat lebih berkembang. Sebagai catatan, jumlah pengunjung FJB tahun lalu sebanyak 680.000 orang dan total penghasilan penjaja makanan sebesar Rp 4,991,000,000 (hampir Rp 5 milyar).
Indonesia:
PT Unilever Indonesia
Graha Unilever
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 15
PT. Unilever Indonesia Tbk., melalui merek kecap andalannya, Bango, kembali menunjukkan konsistensinya dalam melestarikan warisan kuliner Nusantara dengan menyelenggarakan acara tahunan bertajuk ”Festival Jajanan Bango” (FJB), dimana FJB yang digelar kali ini telah memasuki tahun kelima. Jakarta mendapat kehormatan sebagai kota perdana untuk ajang festival jajanan yang bergengsi tersebut. Kota persinggahan berikutnya adalah Bandung (Jawa Barat) dan Surabaya (Jawa Timur).“Penyelenggaraan Festival Jajanan Bango dari tahun ke tahun selalu kami tingkatkan kualitasnya demi memuaskan para pengunjung. Kebetulan pada tahun ini kami mengusung kampanye bertajuk Kekuatan Sepenuh Hati ( The power of whole-heartedness ) yang diterapkan secara menyeluruh untuk segala aktivitas komunikasi pemasaran Bango, termasuk pada FJB,” tutur Adeline Ausy S. Suwandi, Marketing Manager Spread Cooking Category & Savoury PT Unilever Indonesia Tbk.
Menurut Ausy, kampanye pemasaran ini mengemas pesan: “Segala sesuatu yang datangnya dari hati akan menciptakan hasil yang istimewa.” Seperti halnya dalam pembuatan kecap Bango, mulai dari proses awal bahan baku utama melibatkan peran para petani kedele hitam dan pengrajin gula kelapa binaan Yayasan Unilever Indonesia (YUI). Dengan sepenuh hati, para petani kedele hitam menanam, merawat, memanen dan menyortir biji kedele jenis Mallika, dimana hasil akhirnya adalah kedele hitam bermutu tinggi. Kampanye pemasaran ini juga menyentuh para ibu rumah tangga yang tanpa kompromi dan sepenuh hati menggunakan kecap Bango untuk memasak hidangan buat anggota keluarga tercinta. Terakhir, kampanye pemasaran ini menggaungkan pesan kepada para penjaja makanan yang dengan sepenuh hati menyajikan hidangan lezat khas Indonesia demi kepuasan para pelanggannya.
Ausy menambahkan, FJB diselenggarakan sebagai wujud konsistensi Bango untuk terus mengajak masyarakat luas ikut melestarikan berbagai makanan tradisional Nusantara warisan nenek moyang kita, sebagai misi sosial yang akan terus menerus digemakan.
“Digelarnya FJB juga merupakan upaya untuk ikut menggerakkan dunia pariwisata Indonesia melalui wisata kuliner. Dengan lebih menghidupkan kegiatan wisata kuliner melalui ajang FJB, diharapkan dapat ikut memajukan sektor pariwisata di Indonesia,” jelas Ausy. ”Kami menyadari bahwa makanan adalah bagian yang amat penting dari budaya.Festival kuliner tahunan ini diharapkan dapat mendukung kemajuan pariwisata Indonesia dan menjadi agenda tahunan wisata kuliner bagi kota-kota yang disinggahi dan yang ikut serta dalam FJB,” imbuhnya. Ia berharap, makanantradisional khas Nusantara dapat menjadi duta budaya yang ampuh untuk mempromosikan Indonesia ke mancanegara”.
Indonesia memiliki beribu macam makanan khas dari Sabang hingga Merauke. Banyak sekali olahan makanan khas Indonesia yang menggunakan kecap sebagai salah satu bahannya. Kecap, terutama kecap manis, menjadi bagian penting dalam kekayaan kuliner Nusantara. Penggunaan kecap yang terbuat dari kedelai hitam dan gula kelapa berkualitas tinggi dapat memberikan kekayaan rasa terhadap masakan. Selain untuk bahan memasak, kecap juga kerap dipakai untuk dicurahkan pada makanan (topping) ataupun sebagai cocolan. “Selama lebih dari 80 tahun hadir di tengah masyarakat, selama itu pula kecap Bango yang terbuat dari 4 bahan alami pilihan - kedelai hitam, gula kelapa, garam dan air - selalu konsisten menjaga kualitas rasa yang telah teruji sejak 1928,” pungkas Ausy.
Digelar selama 2 (dua) hari pada Sabtu, 23 Mei dan Minggu, 24 Mei 2009 di Plaza Selatan Gelora Bung Karno Senayan, arena FJB mulai dibuka untuk umum padapukul 12.00 WIB hingga 22.00 WIB di hari pertama. Sedangkan di hari kedua, arena FJB akan dibuka mulai pukul 09.00 WIB hingga 18.00 WIB.
”Sesuai dengan pilihan tema, kami hadirkan ratusan penjaja makanan pilihan berdasarkan keunggulan pada resep warisan, bahan baku pilihan, cara memasak otentik dan penyajian tradisional,” ucap Memoria Dwi Prasita, Brand Manager Bango, yang akrab disapa Memor.“Melalui FJB, kami ingin mengajak masyarakat luas untuk melestarikan aneka masakan tradisional yang sudah dikenal luas dan dinikmati secara turun temurun dimana keberadaannya saat ini kalah populer dengan makanan siap saji dari mancanegara,” papar Memor. “Dalam festival kuliner inilah kita bisa memperkenalkan salah satu kekayaan budaya Nusantara, terutama keanekaragaman makanannya,” tambahnya. Menurut Memor, dengan adanya kegiatan semacam FJB, diharapkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap warisan kuliner Nusantara kian tumbuh dan berkembang secara meluas.
Selain penjaja makanan lokal, FJB kali ini juga akan menghadirkan 8 Duta Bango yang mewakili kota Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Medan dan Jakarta. Para Duta Bango yang ikut serta dalam FJB 2009 di Jakarta adalah Kupat Tahu Gempol Yang Jempol (Bandung),Soto Udang Medan RM. Rinaldy (Medan), Tengkleng Ibu Edi (Solo),Rujak Cingur Sedati Ibu Nur Aini (Surabaya),Sop Saudara Jl. Irian (Makassar),Brongkos Ibu Suprih (Yogyakarta), dan Tahu Bakso Ibu Pudji - Ungaran (Semarang).Sedangkan Pondok Sate Pejompongan terpilih sebagai Duta Bango wakil Jakarta yang juga bakal mengikuti festival jajanan di kota Surabaya dan Bandung. “Ini adalah kesempatan langka, dimana kita bisa mencicipi aneka ragam masakan Nusantara khas daerah masing-masing dengan citarasa enak dan kondang yang bisa dinikmati dalam satu kesempatan. Inilah salah satu keunggulan FJB, dimana kita bisa menikmati berbagai makanan khas Nusantara tanpa harus mengunjungi satu-persatu tempat makan enak yang tersebar di berbagai daerah,” jelas Memor.
Menurut Memor, berbeda dengan FJB tahun-tahun sebelumnya, FJB 2009 akan menghadirkan Kampung Bango, etalase perjalanan dan kiprah Bango selama ini. Sebuah upaya Bango untuk semakin dekat di hati pecintanya. Pengunjung akan dibawa ke sebuah tur yang menguak proses pembibitan kedele hitam hingga produksi. Juga tampilDapur Bango Cita Rasa Nusantara yang akan berbagi resep khas Nusantara dan tips memasak dipandu oleh Koki Bango. Sebagai ucapan rasa terima kasih Bango kepada para pecinta kuliner Nusantara, akan dibagikan secara cuma-cuma ribuan porsi Rujak Bango sebagai ide resep baru kepada para pengunjung.
FJB kali ini benar-benar lebih memanjakan para pengunjung.Sambil menyantap kelezatan aneka makanan dan jajanan khas Nusantara, tersaji berbagai acara hiburan yang menawan. Menyadari bahwa makanan merupakan bagian dari budaya, FJB juga menampilkan berbagai macam kesenian tradisional yangikut meramaikan acara ini, seperti pagelaran tari khas Betawi dan Barongsai dengan aksi yang penuh kejutan. Juga akan tampil penyanyi tenar Kris Dayanti yang akan menghibur pengunjung FJB. Khusus buat para pengunjung yang membawa balita dan anak kecil, tersedia juga tempat bermain untuk anak, sehingga FJB dapat menjadi hiburan bagi seluruh anggota keluarga.
Para pengunjung juga punya peluang untuk mengikuti kuis dan permainan interaktif dengan aneka ragam hadiah menarik. Selain dinikmati para pengunjung, adanya FJB juga memberi pengaruh positif kepada para penjaja makanan yang berpartisipasi, karena dengan keikutsertaan mereka, pelanggan menjadi bertambah dan usaha mereka dapat lebih berkembang. Sebagai catatan, jumlah pengunjung FJB tahun lalu sebanyak 680.000 orang dan total penghasilan penjaja makanan sebesar Rp 4,991,000,000 (hampir Rp 5 milyar).
Indonesia:
PT Unilever Indonesia
Graha Unilever
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 15
Hiruk pikuk Festival Jajanan Bango 2009 di Surabaya sudah terasa sejak pagi hari ketika acara baru dibuka. Dalam video di atas nampak pengunjung sedang berlalu-lalang di depan panggung. Wajah mereka begitu antusias, seperti tidak sabar ingin segera melahap semua pusaka kuliner nusantara yang disajikan oleh Bango.
BalasHapus[Direkam menggunakan HP Nokia N70 pukul 11.30]
Apa kata mereka?
May 10, 2008 in LIVE REPORT with Leave a Comment
Berikut ini pendapat beberapa orang pengunjung tentang FJB 2008 Surabaya:
* ASRI, 23 Tahun, Ibu Rumah Tangga: “Saya benar-benar bangga pada Bango, bisa menyajikan aneka masakan khas Surabaya dalam satu lapangan, memudahkan kita yang penasaran ingin mencoba tanpa perlu jauh-jauh. Saya datang bersama anak dan suami. Kami semua merasa senang dan puas!. Tahun depan pasti datang lagi!”
* TINA, 17 Tahun, Pelajar SMA: “Bango keren banget!!! Ultahnya dirayain dengan acara semeriah ini. Met ultah buat Bango. Semoga makin Jaya!”
* AGUNG, 25 Tahun, Karyawan: “Pertama-tama aku ucapkan selamat ulang tahun ke 80 buat Bango, kecap favoritku sekeluarga. Kedua, terimakasih sekali karena tadi aku dapat kupon makan gratis!”
* BU RUDI, Pemilik Nasi Udang Bu Rudi: “Bango telah membantu saya menjadi lebih terkenal. Tiap ada FJB saya selalu diundang. Langganan saya jadi tambah banyak! Terimakasih kepada Bango dan Selamat Ulang Tahun ke 80. Semoga makin jaya!”
* TRISNO, 40 Tahun, Petani Kedelai asal Madiun: “Bango memang menjaga kualitas kecapnya dengan memesan kedelai hitam kepada kami para petani. Bango ikut membantu mengentas kemiskinan. Terimakasih Bango!”
Posting Komentar