Ayam Setel (no.1 di Dunia) dan ACH Nonjok Rasanya
Kreasi Rumah Makan Padang Sambal Hijau yang Mbalelo dari Adat Kulinernya
Ayam Setel yang heboh rasanya |
Sudah tak asing lagi bagi bangsa Indonesia tentunya dengan jenis masakan satu ini. Bahkan hampir setiap pelosok perkotaan di seluruh Indonesia bisa dipastikan ada rumah makan Padang, meski terkadang pemilik dan pengelolanya bukan orang Minang asli. Seperti halnya waralaba, maka rumah makan Padang merupakan jaringan rumah makan khas Minang yang tersebar hampir ada di setiap kota di Nusantara.
Bahkan kini juga ada beberapa rumah makan Padang di luar negeri khususnya negeri jiran. Kayaknya perkembangan restoran yang banyak diminati orang Indonesia ini makin marak dari waktu ke waktu. Jadi jangan heran kalau pada satu saat nanti di bulan atau planet Mars bisa jadi sudah ada rumah makan Padang. Hah??? Nggak percaya? Pergi saja ke bulan atau planet Mars naik bus.
Mungkin yang bisa mengalahkan popularitas rumah makan Padang hanyalah Warteg alias warung Tegal. Tapi tentunya beda kelas lah.... yang satu kelas welter, satunya lagi kelas bulu. Jadi nggak matching lah kalau membandingkan keduanya.
Sasmita bermotto: "Rasa Mantap & Tetap" |
Logo Gadis Minang jaminan mutu sajian khas Minang |
Rumah Makan Padang Sambal Hijau yang terletak di bilangan Jalan Raya Caman Jatibening ini dekat dengan satu komplek pertokoan dan tak jauh dari pintu tol Jatibening. Jadi buat Anda yang baru saja keluar pintu tol Jatibening kira-kira 250 meter menuju Kalimalang, gampang saja mencarinya, di sebelah kiri Anda sudah menunggu rumah makan Padang yang buka dari jam 10.00 pagi sampai dengan 10.00 malam.
Perhatikan rumah makannya yang berlogo unik gadis berpakaian adat Minang dan tulisan RM Sambal HIjau. Logonya saja sudah keluar dari kebiasaan restoran Padang yang pada umumnya bergambar rumah gadang, seolah menjanjikan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Sambal Hijau memang bisa jadi adalah bumbu masakan khas Nusantara dari tanah Jawa dan Sumatera. Jadi nggak bisa kan diklaim ini adalah menu khusus dari Sunda atau Padang semata, kecuali mau dibilang pembajak menu masakan oleh daerah lainnya. Wah ini seh berbau SARA, mending nggak usah komentar ah... Entar diblokir lagi blogs kuliner ini.
Paket promo konvensional yang masih ada |
Kalau bicara promosi harga 6000, jadi inget sama satu resto Padang lainnya yang punya strategi unik dengan menu harga Rp 6.000,- Nah lo.... hampir mirip
Tapi kayaknya nggak begitu dengan resto Padang Sambel Hijau. Nggak ada promo harga murah, yang ada promo menu unik tadi. Lalu apa seh uniknya Ayam Setel dan ACHnya? Ya kalau mau tahu mau nggak mau harus pesan makanan dulu dong terus bayar kemudian.... (Masak mau gratisan? Emang rumah makan bapak lu?) Kalau wartawan kuliner kayak saya seh memang boleh gratisan... hehehehe! (curang ya!?)
Resto Padang yang Mbalelo dari Adat Minang
Sasmita, pemilik RM Sambal Hijau |
Pilih menu beragam sajiannya dan pasti kenyang |
Abis makan jangan lupa bayar di kasir |
Sambil makan sesuap dua suap, saya mewawancarai langsung pak Sasmita yang memang kebetulan juga suka ngobrol panjang lebar tentang ide gilanya memiliki dan mengelola resto bernuansa beda.
Ketika ditanya kenapa restonya kok sedikit mbalelo dalam konsep dan ngeyel dengan menu uniknya Ayam Setel plus ACH. Pak Sasmita menjawab diplomatis,"Kalau layanan kami nggak ada bedanya dengan yang lain, buat apa buka restoran Padang biasa?".
Jangan kuatir nggak kebagian tempat parkir! Bisa 10 mobil kok! |
"Mungkin pendekatan gaya manajemen usaha saya lebih modern saja dan gak ada istimewanya dengan yang lain," ujar merendah menjelaskan mengapa ia bukan sekadar tampil beda.
Sasmita: "Kami memang buka waralaba Sambal Hijau" |
Lebih heboh lagi kalau kita bisa mencoba kelezatan ayam selimut telornya yang bukan cuma maknyusss.... tapi juga nyolotin banget sambelnya, sama pedasnya dengan Ayam Cabe Hijau yang dijamin bisa bikin nangis kepedasan!
Tertarik waralaba usaha RM Sambal Hijau dengan menu Ayam Setel & ACHnya? Hubungi (021)932.74925 atau 08180.777.8482 dengan Bpk Sasmita, atau dengan Rizal (021)9346.1965.
Sidik Rizal - webrizal.com
Posting Komentar