Gerogoti Santapan Mewah Nan Lezat Terjangkau
DENGAN SUASANA ZAMAN PURBA
Bekasi - wisatakulinerbekasi.com |
cak Wawan manajer IBO Mbah Lamin |
Begitu banyaknya pilihan sajian makanan yang diolah dari daging sapi khususnya iga sapi, mulai dari yang paling populer bakso rusuk sapi hingga yang paling mewah sop iga sapi atau soto iga bakar dan tentunya iga penyet. Semua itu kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat kita. Jadi tentulah sulit bagi pengusaha kuliner yang mau membuka rumah makan baru dengan mengandalkan sekadar makanan istimewa dari iga atau rusuk sapi.
Kekhasan iga sapi yang mempunyai tulang rusuknya yang berukuran besar, membuat sajian ini menjadi unik dan membutuhkan cara khusus agar bisa dinikmati para pencinta kuliner sajian dari daging sapi.
Bahkan istilah menggerogot daging tulang rusuk menjadi naik level artinya, dimana dulu gaya makan yang sangat purba ini bisa masuk ke gaya makan orang modern yang lebih sering menggunakan sendok garpu dan pisau.
|
makan di atas piring batu yang terbuat dari fiberglass |
Memang beda cara menikmati makanan seperti steak sapi yang biasanya menggunakan garpu sendok dan pisau potong plus gaya borjuisnya saat menikmati setiap potongan daging steak, jika dibandingkan menikmati sajian iga bakar atau bahkan sop iga sekalipun. Karena dari sinilah gaya makan yang paling purba, yakni 'menggerogoti" menjadi selevel dengan gaya makan mewah menggunakan sendok garpu pisau.
|
keluarga pun jadi bagian merk Iga Bakar bah Lamin |
Nah jika mau menikmati gaya makan purba "menggerogoti" iga yang disajikan dengan cara dibakar namun tetap terasa lezat dan tentunya terjangkau kantong di tengah suasana zaman batu meskipun masih bernuansa komik "Flinstone" ya coba saja Anda meluncur ke Sentra Niaga Kalimalang belakang Bekasi Cyber Park (BCP) di Rumah Makan Iga Bakar Oengkeb Mbah Lamin. Hmmmm kelezatan bakaran iga yang diungkeb begitu terasa juicy-nya.
|
Interior unik nyaman nyaman di IBO Mbah Lamin |
RM Iga Bakar Oengkeb Mbah Lamin yang berinterior berukuran 5 x 8 meter persegi di deretan ruko berlantai dua ini tepat di tengah komplek Sentra Niaga Kalimalang jadi sangat gampang dicari, buat para karyawan yang bekerja di kawasan jantung kota Bekasi seperti Metmall, BCP atau Giant dan perkantoran di sekitar Islamic Center Bekasi, jika ingin menikmati makan siang dengan iga bakar ala Mbah Lamin yang sudah diungkeb selama beberapa jam sehingga begitu terasa lezat gurihnya yang begitu empuk, tentunya dengan tangan saja sambil menggerogotinya.... Hmmmm mantabs abis!
|
saat bersama keluarga pun jadi tambah asyik |
Jika Anda mau tahu seberapa populernya Rumah Makan Iga Bakar Oengkeb Mbah Lamin, bisa dilihat kok dari pampangan foto dari beberapa tokoh yang pernah makan dan menikmati iga bakar oengkeb ala Mbah Lamin.
Mulai dari Adi Bing Slamet, artis yang memang sangat menyukai wisata kuliner dan tinggal di Bekasi, dan juga artis seperti Dea Mirella.
|
Dea Mirella Melody pun suka Iga Bakar Oengkeb |
Tak ketinggalan tokoh pemuda dari Banser Nahdhatul Ulama, Cak Nur juga pernah makan di resto yang bergaya zaman batu neolithikum ini.
Tertarik? Silakan saja kunjungi facebooknya Iga Bakar Oengkeb Mbah Lamin, atau bisa juga menghubungi nomor (021)606.36.235 untuk reservasi tempat buat acara meeting kantor, presentasi atau sekadar office gathering.
|
hingga jam 10:00 malam pun ada saja pengunjung |
Kayak pas banget buat menambah suasana keakraban pertemuan dan presentasi Anda, dengan gaya dan suasana unik yang jarang ada di restoran manapun. Apalagi di tempat ini Anda bisa mendapatkan fasilitas lengkap buat presentasi dan tentunya interior yang luar biasa heboh.
|
tak heran kalau pengunjungnya seramai ini |
Tak usah kuatir, RM Iga Bakar Oengkeb Mbah Lamin buka dari jam 10:00 pagi hingga pukul 10:00 malam jadi pas buat sekadar makan siang hingga meeting point dengan kolega Anda hingga malam. Pastinya nggak perlu menguras kantong. Hehehehe... yang kurang hanya satu dari resto ini.... meskiun sambalnya muantabbss buanget, tapi daging iga bakarnya kurang GEDE.... hahahahaha!
Sidik Rizal -
bukankelanakuliner.com
Posting Komentar